Pembangunan bandara baru pengganti Bandar Melalan terus menjadi
perhatian Bupati Kubar Ismail Thomas. Ia misalnya melakukan peninjauan
lokasi melalui udara belum lama ini. Lokasi yang ditinjau di Kecamatan
Linggang Bigung antara Kampung Linggang Amer dan Bangun Sari.
Dari hasil peninjauan yang juga menyertakan Sekretaris Kabupaten
Aminuddin dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil Asrani, bupati
belum dapat menyimpulkan lokasi yang akan digunakan.
Yang pasti, dari empat lokasi yang diajukan, dua lokasi yang masih
menjadi diskusi untuk dipilih memiliki lahan hamparan luas. Yakni di
Kecamatan Linggang Bigung (antara Kampung Bangun Sari-Linggang Amer),
dan di Kecamatan Damai.
Sementara di Kecamatan Mook Manaar Bulatn, dan Nyuatan yang sempat
diusulkan sebagai lokasi bandara baru, dibatalkan. Salah satu
penyebabnya, ungkap Ismail Thomas, lokasi di Kecamatan Mook Manaar
Bulatn dan Nyuatan berada di kawasan hutan produksi. Itu tentu tidak
akan diberikan izin oleh Menteri Kehutanan.
Tujuan dari hasil survei udara ini, kata dia, akan dilihat struktur
lahan yang akan digunakan harus satu hamparan dan datar. “Kalau
lahannya bertebing atau berbukit, akan memerlukan dana yang cukup besar
dalam pembangunannya nanti. Termasuk juga, lahan itu harus kosong dari
tanam tumbuh milik warga agar tidak juga terbebani ganti rugi tanam
tumbuh,” terang Ismail Thomasi.
Yang pasti, bandara baru nanti lebih luas lahannya agar dapat dipakai
untuk jangka waktu minimal 50 tahun, yakni 192 haktare. Akan dibangun
panjang landasan pacu setidaknya 1.600 meter. “Harapkan nantinya bandara
ini bisa didarati pesawat jenis ATR-42 dengan kapasitas 40 penumpang
atau ATR 72 dengan 80 penumpang,” sebut Ismail Thomas. Dengan demikian,
penumpang bisa dilayani dengan maksimal.
Selain itu pembangunan bandara baru di Kubar merupakan tempat yang
strategis yang berada di tengah pulau Kalimantan, juga dekat dengan
perbatasan. “Dengan pembangunan bandara dengan harapan bisa meningkatkan
ekonomi di Kubar, “ kata bupati.
Bupati menyebutkan, untuk hitungan sementara pembangunan bandara baru
tersebut diperlukan dana Rp 250 miliar. Dana itu tidak hanya melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kubar, melainkan harus
mendapat dukungan pendanaan dari provinsi dan pusat.
Langkah yang sudah dilakukan, Ismail Thomas menyebutkan, telah
melibatkan PT Suanda Karya Mandiri melakukan semua kajian dan
persyaratan pembangunan bandar udara baru di Kubar tersebut. Tahap
Feasibility Study (FS) atau study kelayakan dan masterplan sudah
dikerjakan, sehingga diharapkan bisa masuk anggaran APBN 2013. “Jika
sudah masuk dalam anggaran diharapkan bandara sudah bisa dibangun tahun
2013 serta didukung pendanaan Pemprov dan pusat,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar