Rabu, 26 Oktober 2011

Dari Pemakaman Maria Mercuria, Mertua Bupati Kubar Oma 27 Cucu Itu Dikenang sebagai Wanita Religius dan Sederhana...

Pemakaman Maria Mercuria Anatasia Ruyawan yang merupakan ibunda Lucia Mayo Thomas atau mertua dari Bupati Kubar Ismail Thomas dilakukan Selasa kemarin, (25/10). Mendiang menghembuskan napas terakhirnya dalam usia 77 tahun pada Sabtu, (22/10) sekitar pukul 13.45 di RSUD Harapan Insan Sendawar.

MENDIANG
meninggalkan 11  putra-putri serta 27 cucu dan 21 cicit. Kesebelas anak tersebut yaitu Martina Dorotea, Lucia Mayo (istri Bupati), Teodora, Sabina, Anisia, Agnes, Hilarion, Hendrikus, Stefanus, Andreas Susanto, dan Fitri Yuliana. Tapi, Sabina anak keempatnya, lebih dulu meninggal dunia pada 1990.  Maria  dilahirkan tanggal 10 Oktober 1934.
Pelepasan mendiang digelar di rumah duka jalan Menteweng Raya Kampung Simpang Raya, Kecmatan Barong Tongkok. Kemudian tepat pukul 12.00 wita jenazah dibawa ke Gereja Katolik Kristus Raja Barong Tongkok untuk mengikuti misa requiem atau misa arwah yang dipimpin Pastor Cahyo Yoso Utomo. Satu setengah jam kemudian, seusai misa arwah, jenazah diusung  menuju lokasi pemakaman keluarga di Jalan Imam Bonjol, Kampung Simpang Raya.
Di tempat tersebut digelar upacara penguburan dan ibadah singkat dipandu Bruder Yohanes diikuti ratusan pelayat dan keluarga mendiang. Termasuk bupati dan istri, wakil bupati Kubar Didik Effendi dan istri, serta sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kubar. Mendiang dikuburkan tepat di samping kiri pusara sang suami, Raymundus Y Mayo.
Bupati yang menjadi perwakilan keluarga dalam upacara tersebut mengatakan, sang mertua selama hidupnya telah mempersiapkan diri fisik dan mental dengan tekun dalam doa dan beribadah. Selain itu, kemampuannya memimpin keluarga terutama setelah meninggalnya sang suami patut dijadikan contoh.
“Walaupun bersedih, tetapi kita yakin mendiang berada disamping Tuhan. Ini juga merupakan kodrat manusia hidup ketika waktunya nanti kita semua akan kembali di sisi-Nya. Tetapi kita harus ingat kebesaran Tuhan bahwa kita yakin ibunda diterima di sisi Tuhan dan bersatu dengan ayahanda tercinta,” kata Ismail Thomas.
Bupati  berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mempersiapkan pemakaman mertuanya, tersebut termasuk melayani mendiang selama sakit.
Senada,  perwakilan keluarga mendiang yang lain Hilarion mengungkapkan, semasa hidupnya selalu melakukan doa rosario, dan aktif dalam kegiatan gereja. Keluarga tidak menduga mendiang tiba-tiba menderita sakit. “Beliau tidak ada mengeluh tentang sakitnya. Namun ini kuasa Tuhan memanggil mendiang hidup di surga,” sebutnya.
Ia melanjutkan, mendiang lahir, kemudian dibabtis tepat pada bulan rosario yaitu di bulan Oktober (umat Katolik melakukan doa Rorasio setiap hari di bulan Oktober). Bahkan hari meninggalnya pun jatuh di bulan yang sama. Ini menurutnya, menyiratkan kehidupan mendiang yang setiap harinya melakukan doa rosario dan pada selama hidupnya rajin mengikuti misa di gereja di samping doa pribadi. “Semasa hidupnya, beliau  rendah hati. Dalam berumah tangga  hidup sederhana,” kenangnya.
Sementara itu Wabup Didik Effendi dalam sambutannya mewakili Pemkab Kubar mengatakan, turut berduka cita dan berharap keluarga besar dapat menerima. “Kepergian orang yang kita cintai dalam beberapa kasus dapat menghilangkan semangat, namun kita tidak boleh larut dalam kesedihan tersebut,” katanya sembari yakin mendiang sudah mendapat tempat terbaik di surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar