Stan pameran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kubar bersama Sanggar Seni Mook Manaar Bulatn di Pekan Nasional (Penas) Petani-Nelayan di Tenggarong, dibanjiri pesanan. Baru tiga hari, sudah lebih dari 40 pesanan untuk baju tradisional kulit kayu dan ulap doyo. Baju dari kulit kayu tersebut dipatok dengan harga Rp 750 ribu per lembar. Namun harga tersebut belum termasuk ongkos kirim.
Pelaksana teknis Sanggar Seni Mook Manaar Bulatn Wihelmus mengatakan, stan Disbudparpora dan Sanggar Seni tersebut memang memamerkan beragam hasil kerajinan berupa manik-manik, anjat, patung, anyaman, ukiran serta beragam jenis kerajinan lainya. Yang lebih spesial lagi juga dipamerkan busana tradisional 6 etnis di Kubar. “Selain itu juga dipamerkan gambar-gambar objek wisata, baik danau, air terjun, riam/jeram, dan rumah lamin,” kata Wilhelmus, Senin (20/6) tadi.
Ia mengatakan, menyusul banyaknya peminat yang memesan baju tadisional dari kulit kayu dan ulab doyo, pihaknya membuka hotline ke nomor HP 0852 46224 666. Dengan membuka hotline, yang berminat dari 33 provinsi yang mengikuti Penas dan dari mancanegara, bisa langsung memesan melalui telepon atau langsung datang ke stan pameran Disbudparpora dan Sanggar Seni.
Pada pembukaan pameran, Wakil Bupati Kubar H Didik Effendi beserta istri juga meninjau stan pameran Disbudparpora dan sanggar seni Mook Manaar Bulatn. Ia juga berpesan agar melalui stan pameran tersbut bisa memberikan informasi yang jelas dan baik tentang Kubar. Seperti adanya 6 subetnis dengan pakaian yang berbeda-beda.
Wihelmus menambahkan, keikutsertaan Disbudparpora dan Sanggar Seni pada pameran bertujuan untuk saling mengenal seni dan budaya yang ada di provinsi maupun di Indonesia. Serta memperkenalkan seni budaya dan objek wisata yang ada di Kubar baik di tingkat nasional maupun mancanegara.
Keikutsertaan dalam pameran didukung penuh Ketua Sanggar Seni Mook Manaar Bulatn Lucia Mayo Thomas yang peduli mempromosikan pakaian tradisional 6 etnis yang ada di Kubar. Dengan tujuan masyarakat luas juga mengtahui kebergaman etnis di Kubar. Dengan hasil pameran tersebut juga diharapkan bisa mempromosikan seni dan budaya di lamin 6 etnis yang sudah dibangun.
Selanjutnya Wihelmus menuturkan, keikutsertaan pada acara penas juga sebagai ajang belajar dengan provinsi yang sudah eksis menampilkan seni budaya tradisional dan wisata alam.
Dalam menuhi permintaan pelanggan Disbudparpora, sanggar seni tentunya bekerjasama dengan Disprindagkop dan UKM untuk memproduksi pesanan konsumen. Dengan kerja sama tersebut pesanan bisa selesai tepat waktu dan mutu juga terjamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar