Sabtu, 13 Agustus 2011

...Warga Long Apari Pun Mengeluh...

Penerbangan bersubsidi Susi Air yang melayani rute Samarinda-Datah Dawai, Kecamatan Long Pahangai, Kubar, dikeluhkan lagi.   Kali ini dari masyarakat paling ujung perbatasan, yakni, Long  Apari.
“Kami sangat menyesalkan pengaturan penerbangan Susi Air yang merugikan masyarakat perbatasan, khususnya Long Apari. Bahkan sudah ada warga yang dua bulan ini belum bisa pulang karena alasan 9 tempat duduk yang tersedia penuh,” keluh Lidjo Kaya, ketua Lasan Tusan – sebuah lembaga swadaya masyarakat perbatasan,  saat menghubungi media ini, Kamis (11/8) kemarin.
Lidjo Kaya -- yang juga wakil ketua Komisi A DPRD Kubar ini -- menyatakan, penerbangan bersubsidi ke perbatasan untuk melayani Kecamatan Long Pahangai dan Long Apari, kenyataan di lapangannya berbeda. Sudah lama, warga Long Apari tidak mendapatkan lagi giliran menumpang di pesawat tersebut.
Warga juga berharap, agar di Bandara Udara Temindung Samarinda dan Bandara Udara Melalan Sendawar (Melak) ada petugas yang ditunjuk dari warga Long Apari.
Tujuannya, agar bisa mengenali setiap warga Long Apari untuk mengikuti setiap kali penerbangan dengan kuota yang diberikan.
Tindaklanjut persoalan penerbangan ini, dia bersama tokoh masyarakat Long Apari akan membuat surat pengaduan kepada Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemkab Kubar, pihak Susi Air, dan instansi terkait lainnya. Harapannya, agar persoalan ini segera ditindaklanjuti dengan cepat.
Sebelumnya, Suparno kepala Bandara Udara Melalan Sendawar (Melak), Kubar  menyatakan, setiap ada jadwal penerbangan Susi Air, selalu diawasi.
Syarat penumpang yang boleh mengikuti penerbangan, kata dia, diutamakan kepada warga perbatasan yang sakit, tidak mampu, dan pejabat yang mendapat tugas.
“Namun boleh saja pengusaha sekalipun menumpang ketika benar-benar saat itu jumlah penumpang warga tak mampu atau sakit kurang atau kosong,” kata sembari menyebutkan, pesawat Susi Air yang menyediakan 9 tempat duduk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar