Selasa, 19 Juli 2011

Bayar Niat Kemenangan, THD II Gelar Upacara Adat

Upacara adat Nyeluukng Samaat atau membayar niat atas kemenangan Ismail Thomas sebagai Bupati Kubar dan Didik Effendi selaku Wakil Bupati Kubar atau disingkat THD II periode 2011-2016 digelar selama 13 hari di Situs Sendawar atau di Kampung Sentawar Kecamatan Barong Tongkok. Ismail Thomas dan Didik Effendi hadir di acara tersebut, Kamis (15/7) tadi. Puncak acaranya dilakukan lewat pemotongan dua ekor kerbau.
“Upacara adat Nyeluukng Samaat dan juga syukuran atas keberhasilan THD II bersama masyarakat, karena berhasil memenangkan Pemilukada lalu. Jadi kemenangan ini bukan semata-mata THD II, melainkan seluruh masyarakat Kubar,” kata Ismail Thomas. Kemenangan itu bukan hanya perlu disambut, melainkan THD II akan meneruskan pembangunan disegala bidang, dan khususnya di bidang pembangunan adat dan budaya. “Seperti yang kita lakukan saat ini, “ kata Ismail Thomas. Hadir, Kapolres Kubar AKBP RY Wihastono Yoga Pranoto, Dandim 0912/Kubar Letkol M Zulkifli, Anggota DPRD Kubar, Ketua Presidium Dewan Adat Kubar Yustinus Dullah, dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah.
Bupati mengatakan, upacara adat semacam ini hendaknya menjadi kenangan dan juga menjadi catatan bersama, karena jarang terjadi upacara adat dilakukan secara bersamaan di situs Sendawar. Yakni untuk etnis Kutai dan upacara adat bagi Dayak Tunjung dan Benuaq.
Ia menceritakan legenda yang terjadi di Sendawar. Berawal turunnya Aji Tulur Jejangkat dari kayangan di Bengkalakng, kemudian dibawa Sengkereaqk melir dari Bengkalakng kemudian membangun rumah dan kampung di situs Sendawar.
“Di situs inilah asal mulanya Aji Tulur Jejangkat menikah dengan Mook Manaar Bulatn dan memiliki keturunan,” ceritanya. Untuk anak pertama bernama Swalas Gunaq menurut legenda, Swalas Gunaq menurunkan subetnis Tunjung. Anak kedua Naras Gunaq yang menurunkan subetnis Benuaq, anak ketiga Jeliban Benaaq menurunkan subetnis Bahua dan anak keempat Puncan Karnaq yang menurunkan subetnis Kutai. Tidaklah berlebihan dengan dilaksanakan upacara adat Nyeluukng Samaat juga dirangkai sukuran olehetnis Kutai, yang juga baru pertama kali terjadi dan dilaksanakan langsung di situs Sendawar. “Harapan kita upacara adat semacam ini bisa terus kita lestarikan,” katanya.
Bupati mengatakan, upacara adat semacam ini menandakan suatu hal yang baik, serta mematahkan mitos jika Swalas Gunaq, Naras Gunaq, dan Jeliban Benaq tidak boleh melewati Kutai Lama ke hilir, serta keturunan Puncan Karnaq tidak boleh melewati Sendawar ke hulu. Tetapi mitos tersebut tidak perlu diyakini, karena kita adalah satu masyarakat Kubar. “Mari kita bersatu padu meneruskan adat dan budaya yang baik. Karena inilah simbol kebersamaan. Mari bersama-sama menjaga situs ini, karena situs ini dipercayai sebagai cikalbakal kerajaan Kutai dan masyarakat Kubar,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kubar Ayonius S Pd MM mengatakan upacara adat Nyeluukng Samaat dan sekaligus sukuran atas kemenganan THD II pada pemilihan kepada pilkada lalu.
Ayonius juga mengucapkan selamat kepada Bupati Ismail Tahomas atas penghargaan Satyalencana Pembanguan bidang koperasi yang baru saja diterima dan diserahkan langsung oleh Peresiden atas keberhasilan pembanguan Kubar. Ayonius juga mengajak seluruh masyarakat mendukung program pembangunan THD II, dan terus menjaga kestabilitas keamanan agar kita bisa terus aman, tenram di Tanaa Purai Ngeriman yang kita cintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar