Jumat, 01 Juli 2011

Pesan Bupati kepada PDAM, Khawatir Dampak Musim Kemarau...

Selama musim kemarau, Sungai Mahakam yang selama ini menjadi sumber air baku PDAM, mulai surut. Kondisi ini  dikhawatirkan mengganggu pengolahan dan distribusi air bersih kepada masyarakat. Bupati Kubar Ismail Thomas mewanti-wanti PDAM Kubar agar bisa mengantisipasi dampak terburuk kemarau terhadap pelayanan air bersih.
Penegasan Bupati Ismail Thomas ini disampaikan Pelaksana Tugas Direktur PDAM Kubar Arifin Nanang kepada harian ini, Kamis (30/6) kemarin. Salahsatu antisipasinya kata Arifin, beberapa hari ini telah dilakukan ujicoba Instalasi Pengolahan Air (Water Treatment Plant/WTP) I Royok. “Pengoperasian WTP I ini akan dilanjutkan besok (hari ini, Red.) lagi,” katanya.
WTP I ini menurutnya, direncanakan bisa mengatasi distribusi air bersih meski sekarang memasuki musim kemarau. Pasalnya, WTP I ini memiliki kapasitas 50 liter per detik. WTP I ini meliputi pelanggan di wilayah Kecamatan Melak dan Barong Tongkok dengan total pelanggan 5.000 lebih. Khusus pelanggan Melak katanya, juga akan dibantu dengan intake PDAM Cabang Melak.
“Kita harapkan distribusi air bersih tidak macet meski sekarang memasuki kemarau,” katanya. Diakuinya, jarak air baku yang disedot dari Sungai Mahakam akan semakin jauh. Ini tentunya, memerlukan biaya penyedotan air yang bertambah. Kemudian air tadi akan diolah menjadi air bersih, lalu didistribusikan kepada pelanggan.
Sebelumnya, Edi Sudirja, kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil Kubar mengatakan, pengoperasian WTP I ini memerlukan biaya yang cukup besar. Karena ada 8 unit mesin dengan bahan bakar solar. “Jika dioperasikan biaya bahan bakarnya sehari Rp 11 juta,” kata Edi.
Agar biaya operasional menjadi murah, energi alternatif adalah penyambungan listrik. Harapan satu-satunya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batu Bara (PLTGBB) yang diharapkan segera beroperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar