Jumat, 15 Juli 2011

Rapat di Halaman PLN Kecamatan, Hasilkan Keputusan Penting

RAPAT PENTING: Dahlan Iskan memimpin rapat di halaman kantor PLN Kecamatan Melak, Kubar. (m nasaruddin ismail)
PARA direksi PLN Minggu dan Senin rapat rutin triwulan di Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat. Rapat yang menghasilkan sejumlah keputusan penting itu, dihelat di halaman Kantor PLN Melak, usai jalan sehat Senin pagi.
Biasanya kalau pejabat menggelar rapat penting, sering dihelat di hotel berbintang. Tempatnya pun yang staregis, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota-kota besar lainnya. Tapi beda dengan Dirut PT PLN Dahlan Iskan. Di mana pun, bisa menggelar rapat yang sering menghasilkan keputusan penting.
Rapat bisa digelar dengan cara lesehan di ruang tunggu bandara, seperti yang pernah dilakukan di Bandara Eltari, Kupang, NTT; atau di atas mobil, seperti yang dilakukan di Manggarai.
Di Melak, Kutai Barat (Kubar) Kalimantan Timur (Kaltim), lain lagi ceritanya. Rapat yang dihadiri oleh seluruh jajaran direksi PLN tersebut, digelar di halaman depan kantor PLN setingkat kecamatan itu. Padahal, halaman kantor tersebut, sangat sederhana dan terbuka. Letaknya dipinggir jalan yang hanya dibatasi pagar. Karena masih pagi hari, sinar mentari tertutup oleh gedung kantor PLN tersebut. Sebelah utaranya terdapat tumpukan pasir dan batu untuk memperbaiki kantor.
Usai jalan cepat sekitar 25 menit, yang merupakan kegiatan rutin dirut PT PLN setiap harinya, acara langsung dilanjutkan dengan rapat. Malam harinya, rapat yang sama dihelat di sebuah hotel kelas melati di ibukota kecamatan, pedalaman Kaltim tersebut. "Ayo kita lanjutkan rapat di sini saja," ajak Dahlan Iskan, sambil memanggil satu persatu stafnya.
Dengan kursi lipat, para penggede PLN ini duduk melingkar. Dahlan duduk yang paling barat dekat dengan pagar. Yang lainnya ada yang menghadap ke timur, selatan dan utara. "Tempat rapat kan bisa dilakukan dimana saja, termasuk di sini. Yang penting hasil keputusan," kelakarnya.
Menu suguhan rapat pagi itu pun cukup sederhana. Yaitu pisang rebus, jagung rebus, singkong rebus, dan kacang tanah rebus pula. Menu tersebut merupakan makanan favorit Dahlan Iskan. Dia lebih suka makan tradisional daripada makan roti, untuk menjaga kesehatannya.
Minumnya hanya air putih, teh dan kopi. Meski disiapkan teh dan kopi, tapi Dahlan Iskan yang sangat peduli dan disiplin soal kesehatan setelah ganti hati itu, melarang anak buahnya minum yang manis-manis. Karena itu, stafnya pun memilih minum air putih. "Kalau minum yang manis, ya percuma saja jalan capek-capek tadi," tuturnya.
Untuk menuju ke Melak, tidaklah mudah. Bila lewat darat, tujuh jam perjalanan dari Samarinda, atau sekitar 320 km. Dan lewat angkutan sungai, bisa ditempuh dua hari dua malam, karena menelusuri Sungai Mahakam yang meliuk-liuk tersebut. Tapi rombongan PLN menuju ke sana dengan mencarter pesawat Susi Air yang biasa digunakan untuk ke pedalaman Kalimantan. Penerbangan ditempuh hampir satu jam, dari Balikpapan.
Rapat pagi pun dimulai. Yang diajak, selain direksi, juga beberapa pejabat PLN daerah. Misalnya GM PLN Kaltim Dody Budiawan, manager area pelayanan jaringan (APJ) Samarinda Basuki Sugiharto, dan kepala kantor PLN Melak.
Yang dibahas, tentu ada kaitannya dengan soal kelistrikan di sana. Sebab, di Melak sekarang dibangun pembangkit listrik tenaga gas dan batubara (PLTGB). Kapasitasnya 8 MW. Tapi yang dibeli PLN hanya 6 MW. Harusnya pembangkit ini sudah beroperasi sejak tahun lalu, namun mengalami keterlambatan.
Untuk mendorong percepatan pembangunan tersebut, tiga kali PLN Kaltim memperpanjang masa kontraknya. Tapi tetap juga belum selesai. Terakhir, nampaknya GM PLN Wilayah Kaltim Dody Budiawan, kehabisan kesabaran. Dia memutus kontrak dengan pengembang, yang sempat membuat rame kalangan elit di sana, hingga sampai ke meja dirut.
Tapi, Minggu dan Senin lalu pembangkit tersebut sudah mulai diuji coba. Dahlan Iskan tiga kali semalam melihat uji coba mesin buatan China itu. Hasilnya cukup baik. Namun, baru bisa dioperasikan secara total, tiga bulan kemudian. "Hasil uji coba tadi malam cukup bagus, meski belum maksimal," tuturnya.
Hal itu pula di antaranya yang disampaikan Dahlan Iskan kepada anak buahnya. Misalnya mengapa pembangkit itu terlambat, dari sisi kacamata pengusaha. Dan setelah beroperasi, apa saja yang segra dilakukan. Sebab, di sana tercatat 8.671 daftar tunggu. Pelanggan yang sudah terlayani 11.286 orang.
Di sana, juga terdapat dua perusahaan batubara raksasa yang membutuhkan listrik yang banyak. Yaitu Turubaindo Coal Mining dan PT Gunung Bayan Pratama Goal. Perusahaan ini, milik pengusaha Thailand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar